Senin, 30 Mei 2011

Hidup itu adalah...

Hidup itu untuk berbagi
Hidup itu untuk memberi
Hidup itu untuk saling membantu
Pun hidup itu untuk saling menyayangi

Hidup itu bukan pilihan, karena kita lahir tanpa diminta
Hidup itu bukan kehendak, karena ia ada tanpa diharap

Tapi dalam hidup ada pilihan
Dalam hidup ada kehendak dan harapan
Dalam hidup harus ada tujuan, pun
Dalam hidup harus ada cita - cita

Kehendak dan harapan membuat kita bisa bertahan hidup
Tujuan dan cita - cita membuat hidup jadi bergairah dan semangat
Berhasil meraih harapan, tujuan serta cita - cita membuat hidup jadi bermakna

Hidup untuk memberi makna adalah tujuan penciptaan dari sang Khaliq
Hidup yang bermakna adalah, ketika engkau dapat memberikan manfaat bagi dirimu, orang lain serta lingkunganmu
Hidup yang bermakna adalah engkau hidup dalam naungan iman
Hidup yang bermakna adalah engkau hidup dengan tubuh, jiwa serta lingkungan yang sehat
Hidup yang bermakna adalah enkau bisa memberi, engkau bisa membantu, engkau bisa diharapkan
Hidup yang bermakna adalah engkau tidak menjadi sumber kejahatan bagi dirimu, orang lain dan lingkunganmu
Hidup yang bermakna adalah ketika engkau bisa menjauhi kejahatan, keburukan, serta kesia-siaan
Hidup yang bermakna adalah ketika orang lain aman dari kejahatan dan keburukanmu
Hidup yang bermakna adalah engkau tidak melanggar aturan agamamu dan negaramu

Hidup yang bermakna membawamu kepada ketenangan, ketentraman dan kebahagian
Hidup yang bermakna memberimu senyuman dan kekuatan
Hidup yang bermakna membawamu BERMAKNA BAGI ORANG LAIN DAN LINGKUNGAN....

Akal Dan Hati

Hari ini, kita berada di penghujung bulan Juli 2011. Berarti bulan segera akan berganti lagi seiring dengan bergantinya hari. Bagi sebagian orang, pergantian bulan mungkin akan dianggap biasa-biasa saja, dan memang sebenarnya biasa-biasa saja, tidak ada yang terlalu istimewa. karena hari akan berganti dengan hari berikutnya, bulan akan berganti dengan bulan berikutnya begitu pula tahun akan berganti dengan tahun berikutnya. Semuanya berjalan tanpa dapat dikendalikan oleh manusia, karena alam dan seluruh aspek tata surya yang ada di dalamnya berada dalam kehendak Allah, Tuhan sang pencipta.

Seyogyanya, pergantian hari demi hari, menyadarkan kita manusia bahwa hidup kita pun akan seperti itu juga. Hidup akan berjalan seperti berjalannya waktu. Pergantian mana, rasa-rasanya terjadi dengan begitu cepatnya. hari ini yang masih bayi, eh! besok-besok sudah menjadi anak kecil yang lucu, yang anak-anak, eh, sudah jadi remaja, yang hari ini remaja, eh! tak terasa sudah menjadi dewasa. Pun yang hari ini dewasa, eh! tanpa terasa sudah menjadi lansia (tua). Semuanya berjalan dengan begitu cepatnya.

Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang memiliki perbedaan yang sangat jauh dibandingkan dengan mahluk ciptaannya yang lain. Allah misalnya menciptakan binatang tanpa menuntut adanya pertanggungjawaban jika kelak ia dipanggil kembali menghadapnya. Namun, manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang dipundaknya menggantung sebuah tugas suci yaitu 'Manusia sebagai Khalifah (pemimpin) di atas bumi.

Tugas keKhalifaan manusia adalah tugas dan tanggungjawab pribadi yang pertanggungjawabannya tidak dapat dipikulkan ke orang lain. Tugas keKhalifaan menghendaki manusia menjadi mahluk yang berfungsi sebagai 'Rahmatan Lil Alamin', menjadi rahmat bagi alam semesta (manusia dan segala isinya).

Dalam menjalankan amanah Khalifaan sebagai rahmatan Lil Alamin, Allah membekali manusia dengan akal (ilmu) dan hati (nafsu). Dibandingkan dengan mahluk ciptaan yang lain, maka penciptaan manusia adalah penciptaan yang paling sempurna. Manusia diciptakan dilengkapi dengan akal, yang dengannya itu manusia dapat menerima berbagai macam ilmu sehingga dapat membedakan antara yang baik dan buruk, yang haq dan yang bathil. Binatang diciptakan tanpa akal, padanya hanya dibekali dengan hati (nafsu) sehingga binatang tidak dapat membedakan yang baik dan buruk. Yang dengannya itu pula Allah menempatkan binatang sebagai mahluk yang tunduk kepada manusia. Sementara Malaikat, ia adalah mahluk ciptaan Allah yang padanya hanya dilengkapi dengan hati tetapi tidak memiliki akal, sehingga jadilah Malaikat sebagai mahluk yang sangat taat kepada Allah.

Manusia bisa menjadi mahluk yang lebih mulia dari Malaikat jika ia menggunakan akal dan hatinya menurut jalan yang dikendaki oleh Allah. Pun manusia bisa menjadi mahluk yang paling rendah dan hina dari binatang, jika ia tidak dapat menggunakan akal dan hatinya sebagaimana yang diharapkan oleh Allah.

Manusia menjadi mahluk yang lebih mulia dari Malaikat jika, hatinya berisi dengan iman dan ketaqwaan serta akalnya berisi dengan ilmu yang dengannya itu ia pergunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Di sisi lain, manusia bisa menjadi lebih hina dari binatang, jika hatinya hanya dipenuhi dengan syahwat dan keangkaramurkaan serta akalnya tidak dipergunakan dengan ilmu yang membawanya kepada jalan Allah. Karena banyak juga orang yang akalnya terisi dengan begitu banyak ilmu dan pengetahuan, tetapi ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya justru semakin menjauhkannya dari Allah. Orang yang mempergunakan akal dan ilmunya untuk membodohi orang lain, ilmu dan pengetahuannya membuat ia dapat dengan seenaknya mempermainkan dan 'mengakali' serta melanggar peraturan yang ada.



Senin, 16 Mei 2011

Raja Babylon dan Fokusnya

Seribu tahun sebelum masehi, raja babylon menangkap hidup - hidup seorang raja dari negara jajahannya yang terkenal sebagai raja yang sangat bijaksana. Saking irinya, raja babylon mempermainkan raja tanah jajahan tersebut dengan menelanjanginya dihadapan rakyatnya yang juga ditangkap sebagai Budak.

Rakyat jajahan yang ditangkap sebagai budak, dibagi menjadi 2 Kelompok, yaitu kelompok sisi kiri yang berisikan orang-orang yang MEMBENCI sang raja, dan kelompok kanan yang berisikan orang-orang yang SANGAT MENCINTAI sang raja. Lalu raja babylon memerintahkan sang raja tanah jajahan yang terlanjang tersebut untuk berjalan ditengah kedua kelompok tersebut sambil membawa guci besar berisi dengan air panas dikepalanya sejauh 500 Meter. Jika dalam jarak 500 meter tersebut sang raja tanah jajahan menumpahkan setetes air, maka ia bersama rakyatnya akan lansung dibunuh ditempat. Jika ia SUKSES berjalan sejauh 500 meter TANPA menumpahkan air, ia beserta rakyatnya akan DIBEBASKAN.

Kelompok sisi kiri lalu meneriakan sumpah serapah kepada sang raja tanah jajahan karena mereka membenci nya. Sedangkan kelompok sisi kanan meneriakan pujian dan semangat kepada sang raja untuk dapat terus berjalan hingga 500 meter tanpa harus menumpahkan setetes air pun. Akhirnya, dengan kaki gemetar, sang raja mulai berjalan ditengah-tengah teriakan kedua kelompok tersebut. Perlahan demi perlahan dia menuju 500 meter demi kebebasan dirinya dan rakyatnya.
100 Meter…
200 Meter…
300 Meter…
Hingga akhirnya dia sampai pada titik 500 meter tanpa menumpahkan setetes airpun. Raja BABYLON pun tertegun dan tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Lalu dia bertanya kepada sang raja tanah jajahan mengapa ia dapat membawa guci yang sangat berat disertai teriakan rakyatnya tanpa bergeming dan  menumpahkan setetes airpun. Raja tanah jajahan pun berkata, "Jika saya mendengarkan orang-orang yang MENGHINA saya, maka SEDIKIT SAJA saya menghela nafas kemarahan, maka TANGAN SAYA akan BERGEMING dan membuat air pada guci dikepala saya TUMPAH". "Jika saya mendengarkan orang-orang yang MEMUJI saya dan saya langsung BESAR KEPALA, maka saya akan MENJADI AROGAN dan MENERIAKAN SEMUA yang mendukung saya UNTUK BERONTAK dan tentu saja akan MATI SIA  - SIA karena jumlah mereka TIDAKLAH SEBANYAK dari pasukan babylon saat itu". "Oleh karena itu, APAPUN TERIAKAN ORANG yang saya dengar, saya TETAP FOKUS kepada TUJUAN saya untuk terus berjalan sejauh 500 meter DEMI KEBEBASAN".

Cerita tersebut tentu memberikan PELAJARAN BERHARGA kepada kita bukan?
Banyak orang TERLALU CEPAT TERBAWA EMOSI NEGATIF saat mereka menghadapi hinaan dan cacian yang pada dasarnya hanyalah omong kosong. Begitu pula banyak orang LANGSUNG pasang dada dan BERSIKAP selayaknya JAGOAN begitu mendapat pujian yang tentu saja HANYA mempermalukan diri mereka sendiri.

Selayaknya, kita harus mampu MENGIMBANGI respon yang kita berikan kepada orang-orang yang MENGANGKAT maupun yang MENJATUHKAN kita. Dan sudah SELAYAKNYA kita TETAP FOKUS kepada TUJUAN kita APAPUN yang dikatakan orang lain terhadap kita.

Selalu Ada Waktu

Ambillah waktu untuk berpikir, karena itu adalah sumber kekuatan...
Ambillah waktu untuk berdoa, karena itu adalah sumber ketenangan...
Ambillah waktu untuk belajar, karena itu adalah sumber kebijaksanaan...
Ambillah waktu untuk bekerja, karena itu adalah sumber kehidupan...