Sabtu, 15 Desember 2012

Fenomena C3000

14 desember kemarin adalah peluncurun resmi salah satu produk terbaru dari raksasa teknologi Apple, walaupun telat dari negara - negara lain seperti Singapura, kehadiran Iphone 5 di Indonesia lagi - lagi berhasil menarik minat konsumtik sebagian masyarakat Indonesia. Lihat saja, meski penjualan perdana harus dimulai tepat pukul 00 dini hari, toh ratusan bahkan ribuan orang rela antri demi sebuah gadget bernama Iphone 5 yang harganya bahkan sampai 12 juta rupiah, itu harga bundling dari salah satu operator.

Untuk sebuah produk teknologi, antrian seperti ini bukanlah pertama kalinya di Indonesia. Masih hangat diingatan bagaimana heboh Blackberry setengah harga pada akhir November 2011 yang lalu yang sampai harus berakhir dengan kekisruhan karena banyaknya calon konsumen yang mengantri.

Ya, Indonesia sekarang telah menjadi pasar potensial untuk semua produk. Dengan sekitar 140 juta kelompok menengah dengan pendapatan menembus USD 3000 pertahun, suatu pasar yang sangat menggiurkan.

C3000 (baca: consumer 3000) adalah kelompok masyarakat menengah Indonesia dengan pendapatan rata - rata USD 3000 pertahun. Istilah consumer 3000 sendiri pertama kali di populerkan oleh Yuswohady, seorang konsultan pemasaran.

Dengan populasi masyarakat kelas menengah yang semakin hari semakin besar, dengan tingkah dan pola konsumsi yang semakin beragam. Produk yang dulunya tak terjangkau di kantong, sekarang sudah bisa dibeli seiring dengan meningkatnya daya beli.

Produk yang dulunya dianggap sebagai barang 'wah' dan megah, produk yang hanya dimiliki oleh orang - orang super kaya, sekarang telah menjadi barang yang dapat dijangkau oleh banyak orang.

Dulu, jalan - jalan ke Mall hanya menjadi trend di kalangan oang - orang kaya yang jumlahnya terbatas. Sekarang coba liat, setiap hari seluruh mall di seantero Indonesia penuh dan ramai dengan pengunjung. Siapa mereka? Anda bisa melihat sendiri, mall dipadati dari anak sekolah, mahasiswa sampai ibu rumah tangga.

Lalu apa yang mereka lakukan? Sejatinya mall adalah tempat belanja. Sekarang mall beragam fungsi, dari sekedar janjian dan nongkrong bersama teman dan rekan kerja sampai kepada arisan keluarga dan organisasi pun banyak dilakukan di mall - mall.

Lihat lagi, betapa banyak cafe - cafe, restoran - restoran, semuanya ramai dengan pengunjung, hmmm consumen 3000, orang arang yang rela menghabiskan waktunya sambil ngobrol, bergosip ditemani secangkir kopi yang kadang berharga puluhan sampai ratusan ribu.

Akhir tahun seperti sekarang, geliat konsumen menengah kembali bergolak, apalagi kalau bukan liburan akhir tahun. Destinasi dalam dan luar negeri pun menjadi incaran untuk berlibur. Lihatlah kesibukan di bandara - bandara, puluhan ribu orang setiap hari keluar masuk bandara dengan dan dari berbagai daerah berbeda. Meningkatnya pendapatan membuat kelompok menengah beralih menggunakan pesawat, sesuatu yang dulu menjadi hanya menjadi milik orang - orang kaya. Keadaan ini semakin marak dengan semakin banyaknya penerbangan low cost carrier.

Masih banyak contoh yang bisa dilihat bagaimana perilaku konsumtik kelompok menengah Indonesia.

Lalu apa artinya buat Anda? Target Market. Ya, meningkatnya jumlah konsumen kelas menengah menjadi lahan bisnis bagi setiap pengusaha yang jeli melihat peluang. Buatlah produk yang berkualitas, yang menyasar golongan - golongan yang 'gila' belanja ini.

Anda siap?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar