Kamis, 07 Juli 2011

Cermin Diri : Agar Kelebihan Tidak Menjadi Malapetaka

Setiap tindakan pasti akan ada balasannya, pohon yang menjulang tinggi suatu saat akan jatuh dan roboh, begitu pula dengan manusia. Tindakan saat ini akan menentukan arah dan perjalanan hidup kita ke depannya.

Manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan ada untuk menutupi kekurangan sedangkan kekurangan diciptakan untuk menjadi penyeimbang agar kelebihan yang dimiliki tidak menjadikan si empunya sombong, lupa diri, takabur dan semena - mena.

Sering terjadi, jangankan pada orang lain, mungkin diri kita sendiri sering mengalaminya. Ketika kita berada pada posisi berlebih, kecenderungan untuk melakukan penyimpangan begitu kuat.

Beberapa contoh kecil, ketika dalam posisi miskin dan tidak memiliki apa - apa, banyak suami yang begitu setia dengan istrinya, selingkuh adalah hal yang  tabu baginya. Namun, begitu ia memiliki harta yang lebih, maka ia mulai selingkuh. Saat miskin ia tidak berani melakukannya karena tidak ada peluang. Akibatnya rumah tangga yang mungkin telah bertahun - tahun ia bangun akhirnya harus mengalami kehancuran.

Seorang pegawai ketika belum memegang jabatan di kantornya, ia begitu rajin datang ke kantor, tidak telat, selalu mengerjakan pekerjaannya tepat waktu. Begitu posisinya naik dan telah memegang kendali, terjadi hal sebaliknya. Kerajinannya berkurang, pekerjaannya malah sering terbengkalai, karena menganggap bahwa dengan posisinya yang saat ini ia bisa dengan mudah mengatur semuanya, mengatur bawahannya, kontrol dan kendali tidak lagi ada pada dirinya. Pada saat yang demikian, maka biasanya kehancuran hanya akan menunggu waktu saja. Banyak contoh di sekitar kita, betapa orang ketika memiliki kekuasaan dan wewenang sering lupa diri dan tidak terkendali sehingga menimbulkan berbagai macam pelanggaran, penyelewengan dan penyimpangan.

Seorang anak muda, sering ketika ia belum memiliki pekerjaan, belum memiliki sumber penghasilan, hidupnya begitu teratur, rajin ibadah, rajin membantu orang lain, pergaulannya terkendali. Namun, begitu ia dapat 'menghidupi dan mencukupi' dirinya sendiri, ia berubah, ia terpengaruh. Pola hidup yang selama ini dijalaninya pun perlahan ia tinggalkan, tidak ada lagi kegiatan ibadah, tidak ada lagi waktu untuk membantu orang lain. Hidupnya berubah dan mulai tergelincir pada hal - hal yang negatif. Begitu banyak contoh di sekitar kita, anak muda dan remaja yang hidupnya tergantung pada narkoba dan psikotropika serta penyalahgunaan obat - obatan terlarang lainnya. Hanyut dalam arus pergaulan bebas dan glamournya kehidupan. Ketika tersadar, ternyata dirinya sudah terlampau jauh sehingga sangat sulit lagi untuk kembali kepada kehidupannya yang normal seperti dulu.

Ketika belum apa - apa, banyak orang yang jalan hidupnya baik. Namun begitu sudah memiliki apa - apa, hidupnya berubah. 

Kelebihan yang tidak di dasari pada sikap mental yang kuat sering menjadikan orang terjerumus ke dalam lorong - lorong gelap kehidupan. Semoga kita bisa terhindar !





Tidak ada komentar:

Posting Komentar