Di suatu kampung yang agak terpencil, hiduplah satu keluarga kecil dengan dua orang anak laki - laki yang beranjak kanak-kanak. Seperti kebiasaan mereka, setiap pagi sang ayah mengajak anaknya memancing ikan di kolam belakang rumah mereka. Setelah ikan yang mereka dapatkan cukup banyak, sang ayah dengan kedua anaknya pun kembali ke rumah. Di dalam rumah, sang istri telah menunggu dan berharap hari ini hasil pancingan mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan makan pagi mereka sekeluarga. Alangkah senangnya hati wanita ini ketika melihat hasil pancingan suami dan anak-anaknya, ikan yang mereka dapatkan cukup banyak dan besar. Sang istri kemudian dengan lincahnya mengambil ikan untuk kemudian membersihkan dan memasaknya sesuai dengan kegemaran suami dan anak-anaknya.
Setelah siap, sang istri kemudian mengajak suami dan anaknya untuk menikmati ikan tersebut, dan ia pun berpesan agar ikan tersebut dihabiskan saja oleh mereka bertiga, untuk dia cukup disisakan kepalanya. Karena senangnya, ikan itu pun habis di makan oleh suami dan kedua anaknya. Melihat hal tersebut, ada kelegaan di hati sang istri.
Keesokan harinya, sang ayah dengan kedua anaknya kembali ke kolam di belakang rumah untuk memancing ikan, kali ini mereka kembali pulang membawa ikan yang besar dan lebih banyak dari hari kemarin. Sang istri pun tanpa kenal lelah dan mengeluh kembali membuatkan masakan ikan kesukaan suami dan anaknya, dengan kembali satu pesan, silahkan dihabiskan ikan itu, untuk saya cukup sisakan kepalanya. Suami dan anak-anaknya pun sangat senang dengan hal tersebut. Setelah mereka makan, sang ayah teringat kalau besok adalah hari ulang tahun istrinya. Ia pun berdiskusi dengan kedua anaknya dan mereka sepakat untuk memberikan kado yang istimewa untuk istri dan ibu mereka. Akhirnya suami dan anak ini pun sepakat untuk memberikan kado berupa kepala ikan kepada istrinya. Kepala ikan tersebut dibungkus rapi dan diberikan kepada istrinya. Sang istri yang mendapat kado istimewa tersebut pun terharu, ia kemudian membuka dan melihat isinya. Dan alangkah 'terkejutnya' sang istri setelah melihat isi bungkusan kado tersebut, namun ia tetap berusaha tersenyum dan menyembunyikan keterkejutannya di hadapan suami dan anak-anaknya. Melihat istrinya yang nampak tersenyum, sang suami pun merasa bahagia, ia merasa benar-benar telah mengerti dan membahagiakan istrinya di hari ulang tahunnya.
Tanpa diketahui oleh suami dan anaknya, dalam hatinya, sang istri merasa kecewa dengan kado kepala ikan tersebut. Hati kecilnya berkata bahwa ia pun sebenarnya tidak suka dengan kepala ikan, ia ingin daging ikan seperti yang sering di makan oleh suami dan kedua anaknya setiap kali mereka selesai memancing. Namun demi menyenangkan suami dan anaknya, ia pun rela untuk hanya disisakan kepala ikan. walau ia sendiri suka daging ikan. Dan celakanya lagi, karena suami dan anaknya benar-benar menyangka kalau istri dan ibu mereka hanya suka kepala ikan.
Nah, cerita ini memberikan pesan kepada kita, bahwa terkadang dalam rumah tangga suami atau istri hanya melihat yang nampak kasat mata saja tanpa berusaha untuk benar-benar memahami apa sebenarnya yang diinginkan oleh pasangan mereka sendiri. Suami atau istri terkadang hanya melihat dari luarnya saja dari apa yang dikatakan oleh pasangannya, padahal jauh di dalam hati mereka ada keinginan untuk dipahami dan dimengerti tanpa harus mereka ungkapkan secara lansung. Di sinilah pentingnya 'kepekaan' untuk saling mengerti dan memahami pasangan masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar