Minggu, 21 Agustus 2011

Perbedaan Hobi dengan Kecanduan

Sekilas, tidak terdapat perbedaan antara menekuni suatu hobi dengan bentuk bentuk kecanduan, seperti kecanduan modif mobil, kecanduan motor gede, kecanduan HP, kecanduan internet, dsb. yaitu sama sama memiliki minat yang lebih terhadap suatu benda atau aktifitas.

Yang membedakan keduanya, terletak pada intensitas minat dimana hobi secara relatif masih memiliki kendali atas subjek yang disukai, dibanding dengan bentuk bentuk kecanduan.

Pada kebanyakan profesional, hobi dijadikan sebagai sarana jeda atau pengalih perhatian setelah seharian atau beberapa hari serius bekerja sehingga memberi kesempatan pikiran beristirahat, untuk kemudian siap kembali menjadi pribadi yang lebih produktif.

Sementara bagi pecandu, subjek atau aktifitas tertentu dijadikan sebagai sarana menghindari sumber stres atau lari dari masalah, sehingga bukan tidak mungkin timbul ketergantungan yang sangat hebat seperti kecanduan judi, kecanduan seks, kecanduan pornografi, kecanduan facebook dsb.

Padahal resiko kecanduan terhadap subjek atau aktifitas tertentu justru lebih sulit dihilangkan, dibanding resiko saat kita terpapar dengan sumber stres itu sendiri karena manusia secara alamiah selalu menjauhi atau menghindari sumber stres dan mendekati sumber sumber kenyamanan.

Seseorang yang "jedanya" terlalu lama alias kecanduan, praktis pertumbuhan emosionalnya terhenti, karena biasanya enggan mencoba hal yang baru, padahal "tantangan" seringkali diperlukan seseorang untuk naik ke status sosial yang lebih tinggi.

Untuk itu, sebelum kita menjalankan aktifitas sehari hari seperti kuliah, berkeluarga, bekerja ataupun kehidupan sosial lainnya, pastikan diri kita telah terbebas dari hambatan pribadi seperti fobia sosial, peragu, insomnia dsb. sehingga penggunaan enerji emosional benar benar efisien dan terfokus.

Hal itu pula yang menyebabkan, mengapa seseorang yang menjadikan hobi sebagai pekerjaan, berpotensi mencapai performa terbaiknya karena seluruh dimensi waktu, tenaga, biaya dan pikiran benar benar tercurah pada subjek tanpa perlu merasa sedang bekerja, melainkan sedang bersenang senang.

Dan dengan cara berpikir yang sama, Andapun berpotensi meraih prestasi terbaik, jika menganggap pekerjaan Anda saat ini sebagai sarana rekreasi, bukan beban.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar